Blogger

Saturday 26 November 2016

Grade dan Knowledge di pos indonesia

Semua hal di dunia pasti berubah, kecuali perubahan itu sendiri. Tanpa pilih target baik benda bergerak maupun tidak bergerak, hidup ataupun mati. Begitu pula dengan aktifitas sebuah perusahaan yang bergerak dibidang penyedia layanan Surat, Paket, dan Logistik. Semua terus berubah mengikuti perkembangan zaman serta tuntutan pelanggan terhadap layanan yang dapat memenuhi berbagai macam kebutuhan pelanggan. Saking ketatnya tingkat persaingan disektor ini, para pesaing jasa pengiriman dokumen dan paket tidak malu-malu lagi menggunakan ikon atau simbol dari Pos Indonesia dalam mengemas produknya. Sebut saja perusahaan jasa titipan X yang tidak segan-segan menggunakan warna orange sebagai brand color. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menarik perhatian pelanggan serta pencitraan. Namun dilihat dari perkembangan dan perubahan itu semua rasanya tidak kalah juga Pos Indonesia dalam memenangkan persaingan itu. Berbagai terobosan telah dilakukan sebagai upaya untuk memanjakan pelanggannya. Persaingan yang positif dapat membangkitkan semangat seluruh karyawan Pos Indonesia untuk terus berjuang dan berkarya dalam upaya memajukan Pos Indonesia. Perubahan-perubahan tersebut tentu tidak langsung secara mudah terlaksana secara sempurna. Perubahan tentu menyita waktu dan energi lebih banyak baik energi Sumber Daya Manusia maupun energi pendanaan perusahaan untuk mencapai kondisi baru yang diinginkan. Waktu yang dialokasikan akan menjadi lebih banyak, karena sebelum sistem baru berjalan dengan lancar, sistem lama tetap dijalankan seiring dengan transisi ke sistem baru. Resiko kegagalan juga akan mewarnai proses perubahan tersebut, karena belum terbiasa dengan tatanan sistem baru yang ingin atau sedang diterapkan. Belum lagi faktor eksternal seperti persaingan yang tidak sehat dari beberapa pesaing. Seperti ungkapan “tak ada gading yang tak retak” begitu pula dengan sebuah sistem pembaharuan. Sepatutnyalah bahwa sebuah kesalahan-kesalahan kecil juga merupakan bagian dari perubahan tersebut. Dan dapat dijadikan sebagai pembelajaran untuk kesempurnaan serta dapat diambil hikmah dan manfaat dari hal tersebut. Secara positif, perubahan dipandang sebagai metode pengembangan sebuah perusahaan untuk menuju perbaikan dan penyempurnaan secara terus menerus. Karena muara dari itu semua adalah kesejahteraan. Kalau dilihat dari beberapa sudut pandang sebenarnya kesejahteraan itu adalah relatif, tergantung dari sisi mana kita menilai dan melihatnya. Secara garis besar sejahtera dapat dikategorikan kedalam beberapa kelompok, diantaranya : 1. SEJAHTERA DARI SEGI FINANSIAL Tolok ukur dari penilaian ini adalah materi. Kata kuncinya adalah kekayaan. Semakin banyak harta yang dimiliki seseorang maka semakin tinggi tingkat kesejahteraannya. Dapat dirumuskan KEKAYAAN BERBANDING LURUS DENGAN KESEJAHTERAAN. Dalam hal ini beberapa masyarakat luas sangat sensitif dalam memahami proses menuju hidup sejahtera ini. Kecemburuan sosial akan timbul jika terjadi perubahan yang sangat mencolok pada seseorang dilihat dari sisi kesejahteraan. Ada beberapa orang pegawai atau karyawan dengan golongan rendah namun memiliki kekayaan yang berlimpah, begitu juga sebaliknya. 2. SEJAHTERA DARI SEGI SPIRITUAL Dari sisi ini hampir semua lapisan masyarakat menggunakannya sebagai patokan dasar untuk mengukur tingakat kesejahteraan. Karna sebagian masyarakat di Indonesia masih berada dalam rentang atau level menengah kebawah. Karna tolok ukur yang digunakan adalah perasaan batin atau kepuasan batin yang mana tingkatan teratas dari nilai sejahtera disini adalah kehidupan dalam keadaan SEHAT DAN DAMAI. Dari dua kategori tersebut diatas tentu seluruh manusia memiliki harapan yang besar untuk meraihnya, termasuk karyawan Pos Indonesia. Namun sejauh mana kemampuan karyawan Pos Indonesia untuk meraih hal tersebut ? serta kategori manakah yang telah berhasil diwujudkan oleh perusahaan untuk karyawan? Tentunya harus diteliti ulang proses untuk pencapaian tersebut. Untuk kategori pertama ( sejahtera dari segi finansial ) tentunya solusi yang dibutuhkan akan sangat mudah. Yaitu dengan menaikkan gaji karyawan. Secara matematis hal tersebut tentu sangat mudah untuk direalisasikan. Tingkatkan pendapatan perusahaan maka secara otomatis juga akan berpengaruh terhadap penghasilan karyawan. Namun hal tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan. Semua butuh proses serta upaya yang ekstra keras agar perusahaan memiliki kemapuan untuk merealisasikannya. Karna hal tersebut telah disimpulkan dalam suatu rumusan yang baku. SEMAKIN TINGGI PENGHASILAN KARYAWAN TENTU SEMAKIN SEJAHTERA KARYAWAN TERSEBUT. Sedangkan untuk kategori yang kedua ( sejahtera dari segi spiritual ) dibutuhkan energi yang besar untuk merealisasikannya, karena disini dibutuhkan sentuhan jiwa, rasa dan pikiran. Tak ada patokan baku untuk mengukur kesejahteraan dari segi ini. Namun suatu hal yang sangat mendasar yaitu kepuasan batin. Sesuai dengan misi Pos Indonesia, berkomitmen terhadap pelanggan yaitu dengan mengutamakan kepuasan pelanggan maka seyogyanya Perusahaan juga mengutamakan kepuasan karyawan. Beberapa hal yang dirasakan sangat menggelitik di hati karyawan adalah mengenai kesetaraan dalam berbagai hal. Baik dari hal memperoleh informasi serta memperoleh hak yang sama dalam kaderisasi serta sistem promosi. Sesuai dengan Keputusan Direksi PT Pos Indonesia (Persero) nomor : KD.50/Dirut/0612 tentang sistem manajemen karir. Di pasal 3 mengenai Prinsip-Prinsip Manajemen Karir sangat jelas dan tegas dinyatakan : 1. Prinsip Kesetaraan; berlaku sama bagi setiap Karyawan. 2. Prinsip Motivasi; mampu memotivasi karyawan agar mendayagunakan kemampuannya semaksimal mungkin dalam melaksanakan tugas dan jabatannya. 3. Prinsip Keadilan; Karyawan yang memiliki kompetensi yang lebih baik mendapatkan peluang karir yang lebih besar. Jika keputusan ini diterapkan secara transparan dan adil maka ini juga merupakan bagian dari kepuasan batin bagi seluruh karyawan Pos Indonesia. Maka inilah yang dikatakan sejahtera spiritual. Selain hal tersebut tentunya juga ada beberapa hal yang diharapkan oleh karyawan unuk dapat diperhatikan oleh manajemen agar terus diperbaharui dan diup-date. Diantaranya adalah : A. Memposisikan Karyawan Sesuai Dengan Tugas dan Jabatannya. Dalam hal ini tentunya manajemen terus berusaha untuk berbenah serta merancang pola-pola yang tepat untuk menyelaraskan antara tugas dan tanggung jawab, agar hal tersebut dapat berjalan dengan harmonis dan berimbang. Dengan demikian maka proses kerja serta tanggung jawab tidak menjadi tumpang tindih. Seperti pembentukan / pemisahan area disetiap wilayah usaha pos. Pembentukan area ditubuh Pos Indonesia menjadi beberapa kelompok / bagian diantaranya: • Area Sumber Daya Manusia • Area Jasa Keuangan • Area Ritel • Area Penjualan • Area Operasi • Area Akuntansi • Area Teknologi Informasi Dengan pemisahan ini dapat menjadikan Tugas disetiap Area lebih terpola dan terlihat semakin profesional. Tak hanya sampai disitu tentunya akan lebih profesional lagi apabila diterapkan sampai pada level terendah dalam sistem organisasi di tubuh Pos Indonesia, yaitu di Kantor Pos Cabang. Jika hal ini diterapkan maka begitu besarnya hati para karyawan. Karena selama ini yang dirasakan oleh kepala kantor pos cabang adalah suatu beban mental sebagai Kepala Kantor Pos Cabang. Kenapa demikian? Karena secara keorganisasian jabatan kepala kantor pos cabang merupakan jabatan struktural yang merupakan jabatan yang sangat strategis dan penting. Kalau dilihat secara umum sebenarnya kepala kantor mempunyai peran sebagai seseorang yang mampu melakukan pembinaan dan pengendalian terhadap operasional/administrasi kantor, koordinasi dan merumuskan serta melaksanakan kebijakan. Namun kenyataan dilapangan kepala kantor pos cabang adalah juga sebagai seorang Petugas Loket. Tak heran jika ada beberapa pelanggan yang keliru menyampaikan keinginannya untuk bertemu dengan kepala kantor pos cabang ( jika hasrat tersebut disampaikan kepada petugas loket) karena petugas diloket tersebutlah yang sebenarnya seorang kepala kantor. Tak hanya itu juga kepala kantor pos cabang juga harus lebih piawai dalam menjaga hubungan dengan seluruh pelanggan baik pelanggan individual maupun korporat. Tidak begitu halnya dengan seorang pengantar (bukan manejer pengantar) lebih fokus dalam melaksanakan tugas serta tanggung jawabnya. B. Menerapkan Keputusan Direksi PT POS INDONESIA (PERSERO) Nomor KD.50/DIRUT/0612 tentang Sistem Manajemen Karir secara profesional. Manajemen karir adalah suatu hal yang sangat didambakan oleh seluruh karyawan. Dipasal 16 poin ke-3 tentang Promosi disebutkan bahwa keputusan promosi yang diberikan kepada Karyawan potensial (talent management) menggunakan penilaian dengan alat ukur yang jelas dan obyektif melalui proses asesmen yang dilakukan oleh Direksi. Karena begitu didambakan, maka seluruh karyawan termotivasi untuk mendayagunakan kemampuannya semaksimal mungkin dalam melaksanakan tugas dan jabatannya. Asesmen yang dilakukan oleh Direksi memang merupakan kewenangan dari Direksi. Namun dibalik itu semua ada secercah harapan yang digantungkan oleh karyawan dalam proses asesmen tersebut. Asesmen yang adil, berlaku secara menyeluruh dan profesional sangat didambakan oleh karyawan. Tak ada salahnya juga jika tim yang menangnani asesmen melakukan benchmark ke instansi lain. Beberapa pola yang dapat diterapkan dalam asesmen promosi ini, diantaranya : 1. Promosi melalui asesmen yang adil ( Bukan NEPOTISME) Baru-baru ini sedang hangatnya dibicarakan dalam masyarakat Indonesia. Yaitu tentang jabatan lurah dan camat di propinsi DKI Jakarta. Yang menarik sebenarnya bukan jabatan tersebut melainkan adalah proses untuk meraih posisi tersebut. Seluruh PNS meiliki peluang yang sama untuk menempati posisi tersebut. Dengan sistem yang dinamakan lelang jabatan ini seluruh PNS dilingkungan Pemprov DKI Jakarta merasa termotivasi untuk berbuat lebih baik serta mampu bersaing secara sehat. Kunci dari sistem ini adalah tidak adanya calon tunggal dalam proses seleksi. Pos Indonesia juga dapat melakukan pembaharuan dalam hal ini, dengan melakukan benchmark kemudian dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Manfaat yang ditimbulkan adalah Pos Indonesia akan terhindar dari NEPOTISME. Nepotisme akan melemahkan pilar-pilar perusahaan yang sedang berkembang kearah yang lebih baik.Selain itu nepotisme juga akan mematahkan semangat dan integritas karyawan yang berharap untuk dipromosikan, dengan kata lain peluang untuk untuk dipromosikan akan tertutup walaupun karyawan tersebut lebih layak dan sanggup melaksanakan tugas dalam jabatan tersebut. 2. Promosi dengan mempertimbangkan GRADE. Grade adalah tingkat kedudukan seorang karyawan di perusahaan yang biasanya ditentukan dari kondisi Karyawan dengan variabel antara lain lamanya bekerja, tingkat pendidikan saat masuk, dan kecakapan dalam bekerja. 3. Promosi dengan mempertimbangkan Knowledge. Knowledge atau pengetahuan merupakan racikan informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki dengan kata lain suatu porses dan upaya untuk melakukan suatu tindakan yang lebih profesional. Dengan ketiga pola ini terdapat plus dan minus, namun hal yang dinilai sangat bijaksana adalah dengan menggabungakan antara knowledge, Grade serta Azas keadilan kemudian meninggalkan sejauh-jauhnya nepotisme. Karena Pos Indonesia bukanlah perusahaan turun temurun (PTT) melainkan perusahaan besar yang berkomitmen terhadap pelanggan serta karyawannya.

No comments:

Post a Comment